Maple Jepang atau Acer palmatum merupakan pohon kecil asli dari Korea, Cina, dan Jepang. Pohon ini terkenal memiliki keindahan dan cara budidayanya cukup mudah.

Pohon maple dapat beradaptasi baik dengan iklim sedang. Namun, lebih menyukai tanah asam dan kering.

Maple Jepang cocok sekali diaplikasikan dengan teknik Bonsai. Hal ini karena menonjolkan ornamen di taman.

Filosofi Tanaman Maple Jepang

Pohon Maple (maple palmatum) merupakan pohon yang tumbuh antara 6 hingga 10 meter, bahkan bisa mencapai tinggi 16 meter. Daunnya berukuran 4 kali 10 sentimeter dan panjang dengan bentuk palmate.

Pohon ini mempunyai 9 lobus yang diakhiri dengan titik. Selama musim gugur, daunnya akan berubah menjadi ungu atau merah beberapa hari sebelum daun gugur jatuh.

1) Filosofi Maple Jepang

Filosofi daun maple tidak hanya berkaitan dengan keharmonisan, kesetiaan, serta keberanian saja. Namun, juga kesederhanaan sampai kenyamanan.

Daun maple banyak ditemui di negara seperti Kanada. Adapun filosofi daun maple yang menjadi cerminan dari kehidupan, antara lain:

  • Memiliki Ciri Khas dan Siap dengan Perubahan

Pohon ini memiliki bentuk daun dan warna yang cukup unik ketika musim gugur tiba. Misalnya saja seperti merah, kuning, jingga, hingga oranye.

Daun ini menjadi simbol manusia harus siap dengan segala perubahan dalam hidup, tahan banting, serta pantang menyerah.

  • Keharmonisan dan Kesetiaan

Maple juga dapat dijadikan sebagai simbol keharmonisan ditandai dari perubahan warna daun yang mengikuti musim. Keharmonisan terjadi antara alam sekitar dan sang pohon.

Sedangkan, kesetiaan tampak dari gugurnya daun maple yang tidak terjadi setiap waktu. Namun, hanya ketika musim gugur saja.

  • Kebanggaan dan Keberanian

Daun maple menjadi salah satu lambang negara Kanada sekaligus bendera negaranya. Banyak sekali orang menjadikan maple sebagai simbol keberanian dan kebanggaan.

2) Sejarah Pohon Maple Jepang

Bentuk pohon maple atau Acer palmatum diyakini diyakini tanaman pertama yang tercatat dari abad ke-7. Popularitas pohon ini telah menyebar ke seluruh dunia pada tahun 1800-an.

Saat itu, seorang dokter-ahli botani asal Swedia Carl Peter Thunberg melakukan perjalanan ke Jepang. Ia membawa kembali gambar rumit dari pohon kecil yang menjadi identik dengan taman-taman oriental.

Dr Thunberg menamai spesies tersebut palmatum setelah bentuk daunnya sama seperti tangan. Tanaman ini terus berubah dan tumbuh, bahkan tingginya mencapai lebih dari 30 kaki.

3) Perawatan Maple Jepang

Maple harus berada di tempat dengan tanah asam, yakni pH antara 4 hingga 6. Dalam kasus tanah kapur, tentu daun pinus harus ditambahkan.

Tujuannya untuk membantu pengasaman serta mencapai nilai pH 4 sampai 6 ditanah tempat ditanam. Penyiraman juga harus sering, antara 2 sampai 3 kali seminggu.

Saat ditanam di taman seharusnya diletakkan di bawah pohon tertinggi. Hal ini karena jenis pohon tersebut tumbuh di alam.

Lihat Juga : Pohon Kamboja

4) Pengaplikasian Maple pada Taman

Anda bisa memilih tempat taman yang memiliki naungan dan ruang cukup untuk pertumbuhan maple. Siapkan lubang berdiameter 60 sentimeter dan dalam 60 sentimeter dibuka.

Lalu, tempatkan pohon maple yang sudah berumur lebih dari 2 tahun. Kemudian, isi dengan tanah hitam yang dibuahi pH asam.

Selain dimanfaatkan sebagai bonsai, tanaman ini dapat ditanam sebagai pohon pot. Lalu, bisa dipindahkan ke seluruh halaman sepanjang musim.

Tanamlah pohon dalam pot dengan lubang drainase yang memadai. Hal ini karena maple tidak tumbuh baik di tanah yang basah.

Lanjut, memilih tanah pot berkualitas tinggi yang mempunyai drainase baik. Pot terakota cocok sekali digunakan karena mampu menyerap kelebihan air.

Setelah itu, pindahkan ke pot yang baru setelah akar mencapai sisi dan tumbuh keluar dari lubang drainase.

Maple Jepang lebih identik dengan negara Kanada yang mempunyai daya adaptasi tinggi dan dapat berubah warna sesuai dengan musimnya. Tentu, Anda bisa memetik pelajaran berharga dari maple yang unik.